Oleh
: Ari aprilis (27 Maret 2012)
Tahun
1998 merupakan era bangkitnya kembali pergerakan mahasiswa. Pergerakan yang
bermula dari kampus ke kampus demi satu cita-cita. Peristiwa 1998 menjadi
sejarah baru bagi rakyat Indonesia untuk memasuki era baru yakni era
reformasi. Sekarang sudah 12 tahun
reformasi berjalan. Akan tetapi yang dirasakan oleh rakyat belumlah memberikan
dampak bagi kehidupan mereka. Seolah-olah tugas utama telah berakhir setelah
berhasil menumbangkan penguasa ketika itu. Justru kehidupan yang dirasakan
rakyat pada era reformasi tidaklah lebih baik dibandingkan masa orde baru.
justru ini hanya menguntungkan bagi kalangan atas untuk menikmati kebebasan
memperoleh tahta dan harta, sementara rakyat dibawah tetaplah rakyat yang
selalu hanya menjadi objek yang mengatas namakan rakyat.
Perjalanan
gerakan mahasiswa pasca reformasi juga tidak menunjukan buah yang lebih baik.
Semangat di era 1998 untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang lebih baik seolah
makin padam. Bahkan kebebasan dalam berkarya, berpendapat, berbicara yang
merupakan hasil dari buah reformasi belum memberikan hasil untuk kehidupan ini.
yang seharusnya mahasiswa lebih memiliki kesempatan yang luas dalam berkarya
dan menuangkan pikiran-pikiran intelektual demi membangun kehidupan berbangsa
yang beradab. Masih adakah suara mahasiswa dizaman sekarang ini ?
Teriakan
– teriakan Suara mahasiswa jika kita perhatikan selalu terdengar dijalanan
dalam bentuk aksi mereka. Yang menyuarakan aspirasi rakyat dan terus menuntut
akan perubahan terhadap penguasa. Dan bahkan tidak ada satupun kebijakan
pemerintah yang luput dari aksi dan kritikan mahasiswa. Artinya bahwa mahasiswa
masih melek terhadap stuasi perpolitikan negeri ini. Namun, aksi dan kritikan hanya tinggal
kritikan tanpa membuahkan hasil. Aksi-aksi tuntutan mahasiswa saat ini
dipandang sebelah mata oleh penguasa. Sepertinya pemerintah memahami bahwa
mahasiswa boleh semakin banyak tapi mereka seperti buih di tengah lautan yang
bercerai berai. Sehingga kekuatan mahasiswa saat ini bukan menjadi sebuah
ancaman lagi bagi pemerintah.
Hilangnya
kesamaan cita-cita menjadi penyebab utama hilangnya kekuatan mahasiswa saat
ini. gejolak antar mahasiswa semakin marak di berbagai universitas. Dan bahkan
bentrok satu almamaterpun kerap terjadi hanya disebabkan oleh permasalahan
kecil. Jadi wajar, jika kekuatan mahasiswa saat ini tidak sebanding dengan
jumlah mahasiswa yang terus meingkat.
Duniakampus sudah dimasuki oleh kepentingan politik yang terang-terangan dan bahkan terselubung
melibatkan mahasiswa. Saat ini beberapa gerakan sayap partai telah berkembang
di dunia kampus, dan bahkan telah memiliki ribuan kader dan simpatisan dari
kalangan mahasiswa. Sehingga mahasiswa saat ini menjadi terkotak-kotak. Hal ini
merupakan cara halus penguasa untuk melemahkan dan menghilangkan pergerakan
mahasiswa yang menjadi ancaman bagi mereka (baca : penguasa). Apalagi jika yang
menjadi penguasa adalah dari partai tersebut, otomatis mahasiswa yang telah
menjadi kader-kader dan simpatisan mereka tidak akan menajdi agen of control
terhadap jalannya pemerintahan.
Kampus
yang juga merupakan miniatur dari sebuah negara tidak lagi menjadi wadah
menimba ilmu dan soft skill. Banyaknya background yang jadi penopang gerakan mahasiswa
saat ini, semakin memicu konflik antar mahassiwa. Sebut saja dalam pemilihan
ketua Senat mahasiswa yang sekarang bernama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
atau Presiden Mahasiswa. Tidak jarang setiap kali pemilihan berujung ricuh dan
bentrok, akibat salah satu masa pendukung tidak menerima kekalahan dari
pasangan yang mereka usung dalam pemilihan.
Dan bentrok ini bukanlah dilakukan mahasiswa antar fakultas yang
mengusung calon, namun yang bentrok adalah mahasiswa yang fanatisme terhadap bendera
mereka yang mengusung calon masing-masing dan tidak jarang yang bentrok juga
merupakan sesama oramas (baca: organisasi mahasiswa) islam dan bahkan satu
almamater. Adanya keeogoisan untuk mengibarkan bendera masing-masing demi menduduki
tampuk kepemimpinan mahasiswa dalam dunia kampus merupakan bentuk penurunan
pemikiran intelektual mahasiswa. Jika mahasiswa yang masih memiliki daya pikir
intelektual, maka hal-hal seperti diatas tidak akan terjadi, dan akan lebih
mengedapankan kesamaan cita-cita demi membangun kampus bukan menegakan bendera suatu
golongan. pertanyaannya masihkah ada keinginan untuk menjaga nama alamamter, atau justru lebih menjaga
nama bendera golongan masing-masing ??? Jika keadaan mahasiswa disetiap kamupus
sudah seperti itu, maka cita-cita reformasi yang dibangun oleh para aktivis 98
lalu semakin jauh dari harapan. Dalam satu kampus saja mahasiswa sudah terkotak
dan berpecah belah, bagaimana mau membangun satu kekuatan dalam gerakan.
Gerakan
mahasiswa merupakan salahsatu harapan bagi rakyat. Oleh karena itu, untuk tetap
menjadi penyambung liadah rakyat, kondisi gerakan mahasiswa saat ini harus
dicarikan solusi. Salasatu solusi yang bisa ditawarkan untuk mengembalikan kesatuan
gerakan mahassiwa dan membangun cita-cita reformasi adalah membersihkan kembali
mahassiwa dari kepentingan luar. dan membangun kembali cita-cita yang sama dari
dalam kampus, membangun kembali kebersamaan almamater kampus, bukan membangun bendera
kepentingan luar. Karena, begitu banyak pihak luar yang ingin menjadikan
mahasiswa sebagai anak panah untuk kepentingan mereka. Mulai dari kepentingan
yang mengatasnamakan dakwah hingga kepentingan yang mengatasnakaman
nasionalisme.
Olehkarena
itu, untuk membangun kembali gerakan mahasiswa yang solid seperti tahun 1998
harus dimulai kembali dari masing-masing universitas. Satukan kembali gerakan
dan cita-cita dalam ruanglingkup internal kampus. Karena tanpa adanya kesatuan
suara dan cita-cita dari satu universitas, maka akan sulit membangun gerakan
untuk ruanglingkup nasional. Ada beberapa hal yang harus dilakukan kembali demi
merapatkan kembali barisan mahasiswa dari satu almamater, pertama menjunjung tinggi cinta almamater, kedua mengenyampingkan fanatisme terhadap golongan, ketiga membudayakan kembali musyawarah
dalam mufakat, keempat membangun
kembali cita-cita bersama demi kemajuan kampus, dan kelima bersihkan kampus dari kepentingan politik.
0 komentar:
Posting Komentar