Bisnis calo donor darah semakin marak akhir-akhir ini.
Selama
hidup saya memang belum terlalu banyak melakukan donor darah. Pertama kali saya
mendonor darah waktu kakak teman saya
melahirkan. Kira-kira satu tahun yang lampau tahun 2010. Namun ada hal yang
menarik ketika saya berkunjung ke PMI untuk mendonor darah ke dua
kalinya 07 November 2011. Ketika selesai
melakukan donor darah dan hendak pulang, saya melihat di luar perkarangan PMI
begitu banyak anak-anak muda bergerombol yang kesemua mereka masih menggunakan
seragam sekolah. “kok rame iah anak2 sekolah pada maen2 ke PMI, hmm.. mereka
Baksos kali ya” pikir ku sambil memperhatikan mereka. Tapi rasa penasaran
masih ada di pikiran ku. Tak lama
berselang aku melihat ada beberapa orang dewasa sepertinya pemuda2 disekitar
PMI juga. Mereka akrab banget, seperti teman satu tongkrongan dan sebaya,
padahal mereka anak sekolah, jarang bangetkan punya temen tongkrongan orang
yang lebih dewasa dari mereka. Rasa penasaran masih terus mamaksa aku untuk mencari tawa apa sih yang mereka
lakukan di PMI ini. “Kalau ada BAKSOS gak
mungkin, biasa kalo acara sekolah
pasti ada dari pihak sekolah”, pikir ku .
Beberapa
orang dewasa terlihat hilir mudik keluar
masuk PMI sambil bawa selembar kertas. “ wah..keknya itu kertas formulir untuk donor
darah” cetus ku dalam hati. Aku terus memperhatikan dari jauh. Mereka
kelihatan sibuk pada ngisi formulir tersebut. Mulai satu persatu mereka masuk
ke PMI sambil membawa kertas tadi. Pasti mereka akan mendonor darah. Tak lama
berselang mereka keluar dari PMI, beberapa orang dari merkea yang telah siap
mendonor darah, terlihat ada pembicaraan sama rekannya. Entah apa yang mereka
bicarakan, tapi aku yakin sepertinya mereka lagi negoisasi. Dan dugaan aku kali ini benar (selama ini meleset terus :D ). Aku baru sadar ternyata ada
transaksi di PMI (bukan transaksi narkotika). 2 orang dari siswa tersebut pergi
ke belakang mobil yang parkir didepan PMI untuk melakukan transaksi tersebut.
Uang pecahan 50 ribu 2 lembar dibagikan kepada rekannya yang juga ikut mendonor
darah. dan uang tersebut dikasih oleh pemuda tadi ( saya katakana mereka adalah calo donor darah) yang mereka peroleh
dari keluarga pasien yang sangat membutuhkan darah. Aku terus mengamati meraka
dari kejauhan, karena ini sangat tidak boleh dilakukan apalagi memperjual
belikan darah. Lalu aku mencoba menanyakan kepada salah soerang keluarga pasien
RSUD yang juga lagi membutuhkan darah. Dari hasil investigasi dengan Bapak
tersebut, ternyata pemuda2 yang berkeliaran di sekitaran PMI ternyata benar
mereka adalah para calo darah. Karena Bapak yang saya tanyain tadi juga
ditawarin mencarikan darah oleh pemuda tersebut. Kebayangkan ketika kalian di terminal, lalu didatangin oleh seseorang
menawarkan mnecariakan tiket, nah, persis seperti itu. Para calo darah ini system kerjanya sama
persis dengan calo-calo di terminal, distasiun dll. Mereka akan mencarikan
orang yang akan mendonorkan darah untuk pencari darah di PMI. Mereka menetapkan
tarif untuk setiap pendonor. Ada yang 350 ribu, hingga 400 ribu. Mereka para
calo hanya membagi kepada pendonor 100 ribu - 150 ribu / orang ( bisnis yang sangat menguntungkan bagi para
calo). Wah, benar-benar kejadian yang tidak pernah saya duga selama ini,
bahwa calo tidak hanya ada di terminal dan stasiun, ternyata calo juga ada di
PMI yaitu calo donor darah.
Barangkali
kalau mereka tidak menetapkan tarif
kepada yang membtuhkan darah, ia tidak masalah. Sesuatu yang sudah
memilki tarif dan terjadi transaksi ini sama dengan jual beli darah. apa hukum
jual beli darah dan menjadikan sebagai mata pencaharian?? setawu saya jelas
hukumnya haram..!!! terkecuali jika sang pencari darah ikhlas memberikan atas
jasa bagi yang mendonor tanpa ada tarif khusus, mungkin ini lain cerita. Rasa
tolong menolong benar-benar sudah menipis pada diri manusia saat ini. Semua
dijadikan lahan bisnis demi kebutuhan..!!
Dilaporakan langsung
dari TKP J
0 komentar:
Posting Komentar