SELAMAT DATANG DI POJOK INFORMASI

HEADLINE NEWS

13 Januari 2011

PEMBANGUNAN KARAKTER SEBUAH UNIVERSITAS MENUJU UNIVERSITAS RISET, AKANKAH ?

Oleh : Ari aprilis, mahaisiswa Universitas Riau, Marine science departement

Setelah sekian lama tertunda, PILREK UNRI ahrinya dapat diselenggarakan senin 23 november 2009. Sejarah lama terulang dimana seperti masa kepemimpinan Prof. Muchtar ahmad, Prof. Assaludin Jalil kembali menjadi nakhoda UNRI untuk ke- 2 kalinya setelah menyisihkan calon rektor terbaik UNRI lainnya.
Bulan februari yang akan datang genap sudah masa kepemimpinan rektor lama prof. Dr. Asaludin Jalil.Msc selaku rektor priode 2006-2010. dan sejarah kembali terulang dimana incumbane kembali dipercaya untuk melanjutkans estapet kepemimpinan membawa UNRI ini menjadi lebih baik. Lantas bagaimana hasil kepemimpinan selama priode 2005-2009? Sudahkah UNRI berbenah menjadi Universitas Riset ?
Universitas Riau memang jauh ketinggalan dalam bidang akreditas kalau dibandingkan dengan universitas-universitas seperti UI, IPB, UNPAD, UGM dll. Begitu juga dengan sumber daya manusianya, UNRI masih selalu kalah saing dengan para lulusan dari universitas lain. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktro yang menjadi barometer bagi sebuah universitas dalam menentukan karakter universitas. Pertama, Pola pikir mahasiswa(Mind set). Jika kita berbicara tentang sebuah universitas, maka yang menjadi sorotan langsung dalam benak kita bukan rektornya, bukan dosennya dan bukan gedung megahnya, akan tetapi adalah mahasiswanya. Mahasiswa sebagai agent of change merupakan subjek sekaligus objek dalam membentuk karakter universitas. Selama ini yang kita lihat, minat mahasiswa terhadap ilmiah dan kreatifitas yang membentuk pola pikir dan karakter sangat minim sekali. Permasalahan ini tidak bisa lepas dari sarana prasaran serta wadah penunjang dari pihak universitas guna memfasilitasi pengembangan pola pikri mahasiswa. Mahasiswa Universitas Riau ini mau diarahkan kemana, ini yang belum jelas sampai sekarang. Padahal arah dan tujuan kemana mahasiswa ini akan diarahkan, sangat menentukan karakter mahasiswa selain dari peranan dosen selaku sang pendidik. Misalnya enterpreneurship dan scientech adalah salah satu contoh yang mampu membentuk karakter mahasiswa yang siap diaplikasikan pada masyarakat. Apabila karakter mahasiswa sudah terbentuk, maka akan terbentuk pula karakter universitas. Mahasiswa akan lebih banyak berhadapan dan berinteraksi langsung dengan masyarakat. Kalau misalnya mahasiswa itu sendiri tidak memilki karakter atau sofskill yang berguna untuk meberikan perubahan pada masyarakat, hal ini sungguh ironis seklai dan akan memberikan efek buruk pada individu dan universitas.
Kedua, Kualitas dosen. Dosen juga merupakan pelaksana tri darma perguruan tinggi, yakni pendidikan (pengajran), penelitian dan pengabdian masyarakat. Sama hal nya dengan mahasiswa. Dosen bukan hanya sekedar mesin transfer ilmu kepada peserta didiknya (mahasiswa), akan tetapi dosen juga berperan dalam mendidik, membentuk karakter dengan keakraban.
Hal ini justru minim di Kampus UNRI. Dosen kebanyakan hanya sekedar melepaskan tanggung jawab dalam memberikan materi kuliah, bukan memberikan pemahaman dan mendidik. Dampaknya adalah kepola pikir mahasiswa serta karakter mereka tidak terbentuk. Memang mahasiswa bukan pelajar lagi yang harus disuapi dalam memberikan materi kuliah, kan tetapi dosen dalam tridarma perguran tinggi tetap sebagai pendidik. Kalau paradigma ini masih saja dipegang dan dipertahankan, maka pola pikir mahasiswa tidak akan berubah. Karena dosen merupakan salah satu perangsang pengembangan pikir mahaisiswa.
Dosen yang memilki kapabiliats dan kualitas adalah dosen yang mampu merubah maindset mahasiswanya sehingga memiliki karakter yang kuat. Dosen berkualitas bukanlah dosen yang memilki gelar dari luar negeri. Dan sangat banyak sekali dosen-dosen tamatan luar negeri yang tidak memiliki kemampuan dalam mengajar, sehingga mahasiswa sulit membangun pemahaman didalam kelas.
Ketiga, Sarana prasarana. Sebuah karakter universitas akan terekposisikan apabila dilihat dari sarana dan prasarana dilingkungan universitas tersebut. Bisa kita bayangkan apabila kita berada dilingkungan bangunan dimana disana terdapat semua keprluan memenuhi kebutuhan kita. Maka yang akan terbayang dibenak kita adalah bangunan bukan sembarangan bangunan dan tekesan diisi oleh orang-orang elite.
Sebuah universitas yang ingin memilki karakter dengan mahasiswa dan dosen yang berkualitas sangat membtuhkan sarana dan prasarana penunjang. Seperti perpustakaan yang lengkap, laboratorium, pusat IT, koperasi, Wifi area, dan masih banyak lagi. Tapi dari sekian hal yang disebutkan yang terpenting yaitu perpustakaan dan laboratorium yang lengkap. Dimana perpustakaan dan laboratoeium merupakan cerminan kemajuan sebuah universitas. Dimana diperpustakaan, mahasiswa dan dosen akan mendapatkan berbagai referensi nasional dan internasional guna menunjang perkuliahan dan penelitian. Begitu juga laboratorium termasuk salah satu parameter menuju universitas riset.
Jumlah pasca serjana Universitas Riau juga sangat memperhatinkan. Bahkan UNRI tertinggal dibandingkan Universitas swasta Islam Riau (UIR) yang jauh lebih banyak memilki program Pasca serjana nya. Dan syarat untuk bisa mendirikan pasca serjana tentu berdasarkan akriditas porgram sytudy tersebut. Sementara di UNRI sendiri masih banyak yang memilki akriditas C.
Ini semua merupakan tantangan bagi rektor priode 2010-2014 Universitas Riau untuk mewujudkan cita-cita yang sudah sekian tahun diwacanakan oleh rektor masa Muchtar Ahmad. Bahkan selama 12 tahun lebih hanya menjadi konsep belaka dan belum diterpkan sama sekali.Akankah kepengurusan rektor sekarang akan merealisasikan cita-cita menuju universitas riset ??

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More